Terbelenggu Kata “Kapan”, Menikah pun Kejar-kejaran

Semenjak sekian tahun terakhir, saya sering mendapatkan pertanyaan “kapan nikah?”. Atau sekedar hanya “sudah punyai calon belum?”. Atau kritikan bersuara memberi tahu, seperti “habis ini buruan mencari pasangan”.

Juga pernah dalam satu peristiwa lebaran, mendadak salah satunya sanak saudara menanyakan dengan suara keheranan “lha, mana tunangannya?”.

Ehm! Untuk seorang yang masih belum betul-betul terpikir untuk menikah, rasanya sebel dan marah sich dengan beberapa pertanyaan itu. Entahlah semenjak kapan hidup saya seakan-akan jadi punya seseorang.

Ah, tetapi saya lupa. Kita hidup di budaya kelompok, seperti umumnya negara Asia yang lain. “Hidupku hidupku, hidupmu hidupku”, kemungkinan kasarnya demikian.

Belum juga, bila tiba ke acara pernikahan, entahlah berapakah kali saya dengar seseorang doakan saya. “Mudah-mudahan selekasnya susul ya sesudah ini”, kata salah seorang ibu rekan saya saat itu. Jujur saja bahkan juga waktu itu saya malas untuk mengaminkannya. Walau saya ketahui betul itu ialah doa yang bagus. Tetapi, apalah diri ini belum betul-betul memikir menuju situ.

Pertanyaan “kapan” yang mengurung

Sesungguhnya jika diingat kembali, tidak cuma pertanyaan “kapan nikah?”, tapi juga sering “kapan lulus kuliah?”, “kapan mulai kerja?”, “kapan punyai anak?”, atau “kapan sang kakak punyai adek?”.

Ya, kelihatannya kata “kapan” di sini memang mempunyai arti terakhir untuk sedikit mengganggu ketenangan batin seseorang. Walau di satu segi, juga bisa sesungguhnya kita menyaksikan beberapa pertanyaan ini sebagai wujud positif kepedulian seseorang pada kita, yaitu dengan sebatas mengingati.

Tetapi, sering yang menanyakan karena argumen kepo atau, entahlah, mengkritik kemungkinan. Saya individu sich seringkali berasa disinggung dibanding dihiraukan.

Dan makin pertambahan umur, makin bertambah yang bertanya mengenai “kapan” ini. Tetapi makin pertambahan umur, makin bertambah ketrampilan latih kebal diri pada pertanyaan “kapan”. Ya, yang diperlukan hanya, “cuekin saja”.

Scroll to top
error: Content is protected !!