Obat Penawar Rindu, Para Perantau di Bulan Desember

Pulang daerah pada hari Natal ialah idaman tiap orang. Khususnya untuk mereka yang beragama Kristiani. Situasi hari Natal di perantauan, tidak seromantis di tengah-tengah kehangatan keluarga bola online terpercaya di desa halaman. Meskipun perayaan hari Natal dapat dirayakan dimanapun. Namun, kurang afdal, jika cinta yang telah dikubur sepanjang peziarahan di perantauan, turut terpendam bersama pupusnya keinginan untuk balik ke daerah, karena kondisi kesehatan global, terutamanya kesehatan Nasional belum seutuhnya sembuh dari Wabah Covid-19.

Pulang daerah ialah ritus, adat yang telah ada di kehidupan seorang perantau, dari jaman dulu sampai saat ini. Apa lagi sepanjang tahun ada yang masih belum pulang daerah, rasanya tidak karuan (terang) dalam hati.

Sekian tahun mereka nikmati irama kedap-kedip kota Metropolitan. Kota metropolitan memberi segala hal buat mereka. Terhitung kemewahan sementara, kepopuleran sementara, kemerdekaan sementara dari kungkungan drainase ekonomi yang tidak juga lebih baik di desa halaman. Lantas, mereka pilih untuk mengelana. Maksudnya,untuk mengubah kondisi ekonomi keluarga yang lebih bagus.

Prihatinnya, ada yang terperosok ke lingkaran budaya hedonisme, konsumerisme, semua tipe perdagangan yang tidak sesuai norma-norma sosial, dan lain-lain. Mengakibatkan, ada yang tak pernah pulang daerah. Komunikasi pisah dengan keluarga, teman dekat, kenalan di desa halaman. Karena itu, timbullah anggapan jika orang yang berkaitan telah wafat. Sebatas kita dengarkan lagu Ebiat G ade yang dengan judul, Informasi Ke Teman.’

Lampion-lampion semesta temani bulan Desember. Desember juga menyongsong tiap niat baik dari beberapa perantau untuk pulang daerah. Permasalahannya, isi dompet menyejarah bersama gurun pasir yang tidak memiliki penghuni, alias Don’t have money. Dinamika hidup perantau yang unik untuk ditelaah dari pemikiran filsafat jalanan.

Hati perantau makin resah menjelang hari Natal. Sementara kangen lagi dibajak oleh hati bersalah, karena tidak dapat pulang daerah. Situasi kenyamanan, canda-tawa, pemandangan asri desa halaman lagi terpikir dalam angan. Terciptalah ruangan kosong dalam rack semesta beberapa perantau.

Selamat menyambut Hari Raya Natal untuk rekanan Kompasianer, teman dekat, kenalan, Team Kompasiana yang selalu datang temani tiap aksara di dalam rumah ide ini.

Scroll to top
error: Content is protected !!