Membuat Teh Adeni yang Dapat

Meningkatkan

Imunitas Tubuh di Kala Pandemi Covid-19

Keperluan gizi yang cukup buat badan jadi penyemangat untuk mereka yang memperdalam dunia aksara. Menulis pada kondisi sabung ayam terpercaya perut terasa kenyang ialah idaman tiap penulis. Tetapi, bagaimana sama mereka yang memperdalam dunia aksara dalam kelaparan? [/H4]

Memandang keperginya senja, sambil menyeduh satu cangkir kopi di halaman teras rumah yang bertemu langsung dengan pemandangan, keelokan laut, benar-benar membahagiakan untuk mereka yang menyukai menulis.

Hembusan ombak laut yang temani jari-jemari dalam membenahi, membuat pemikiran, hati dalam tiap kata, kalimat lalu membuat satu paragraf yang nyaman dikunyah, di rasa, oleh pencinta aksara ialah mimpi tiap penulis.

Penulis yang bagus umumnya tingkat ekonominya telah mapan. Bisa dibuktikan dari beberapa penulis Kompasiana yang sebagian besar ialah beberapa orang luar biasa dalam tiap faktor kehidupan berbangsa. Biasanya Kompasianer (penulis) ialah beberapa pensiunan, pemilik perusahaan, karyawan negeri sipil dan lain-lain. Konsumsi gizi yang cukup bahkan juga lebih jadi senjata mereka dalam menyelesaikan tiap kata yang bernyawa untuk dunia.

Lalu, bagaimana penulis (Kompasianer) yang menulis pada kondisi takut, kuatir, jika isi dompetnya ngepas? Walau sebenarnya mereka mempunyai semangat untuk selalu menyebar kreasi terbaik, tetapi kembali dan kembali mereka terantuk pada tembok batu yang serupa yaitu,”ketidakjelasan akan hari besok dan lusa ingin makan apa?

Gagasan terkadang tampil dalam kondisi dan situasi yang tidak tersangka. Sukur-sukur, gagasan tulisan tampil cocok pada kondisi perut terasa kenyang untuk penulis yang berusaha di landasan samudera. Huuuuu,,,,,, jika gagasan tampil pada peristiwa, saat berbahagia ini, rasanya keyboard netbook, Computer tidak dapat memuat beberapa ribu ide.

Kebalikannya, amit-amit dech, jika gagasan tampil di saat lapar. Yang terjadi ialah gagasan cemerlang itu pergi tanpa tinggalkan sisa, tapak jejak untuk dapat dikenang kelak.

Hidup tidak cuma mengenai menulis, tetapi bagaimana keperluan akan pangan, papan dan sandang berjalan selaras melodi aksara.
[H4] Tidak boleh kau simpan ceritaku ini [/H4]

[H4] karena saya takut, jika kau akan mengisahkannya ke dunia [/H4]

[H4] Biarlah, saya sendiri yang mengisahkannya ke kamu [/H4]

[H4] Karena itu, perkenankanlah saya untuk selalu menyenangimu dunia aksara [/H4]

Timor, 15/12/2020

Fredy Suni

Scroll to top
error: Content is protected !!